Jumat, 18 November 2011

Sahabat Sejati (CERPEN)

Friendship is everything. Persahabatan adalah segalanya. Ya, segalanya. Aku pernah merasakan memiliki sahabat sejati. Sahabat yang selalu menemaniku bermain. Sahabat yang selalu menghiburku saat aku sedih. Sahabat yang selalu aku ajak berbagi pengalaman. Tapi aku melakukan kesalahan terbesarku. Membuat sahabat karibku kecewa. Dan membuat persahabatan kami terpecah belah. Aga, dialah sahabatku. Aku dilarang bermain dengannya karena kesalahan yang aku lakukan 2 hari yang lalu. Saat itu aku sedang bermain dengan Aga ditaman.
“Stevano yang jaga! Haha, jangan ngintip yah” ucap Aga saat itu. Ya kami sedang bermain petak umpet. Itu loh permainan yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana nanti satu orang menghitung 1 sampai 10, setelah selesai menghitung ia akan mulai mencari teman-temannya yang bersembunyi. Dan sekarang giliranku yang jaga, sedangkan Aga bersembunyi.
“Iya iya, aku mulai yah. 1…2..3…4…5..6…7..8..9…….se..pu…luh. Udah belum?” teriakku saat sudah selesai menghitung. Saat aku hendak memulai pencarianku. Aku mendengar suara mama memanggilku.
“Stevano! Ayo sini ikut mama. Nenek kamu baru saja masuk rumah sakit. Jadi kita harus segera kesana.” Nenek sakit? Harus kesana sekarang? Tapi Aga?
“Ma, sebentar! Aku harus menemukan Aga terlebih dahulu”
“Tapi Stev, kita tak punya banyak waktu.” Mama masih saja memaksaku. Dan sekarang beliau mendekat kearahku dan menarik paksa tanganku.
“Ma lepasin aku.” Aku berusaha memberontak tapi semakin aku melawan genggaman mama semakin kencang. Aku pun menjadi kesakitan dan terpaksa pasrah mengikuti kemauan mama. ‘maafkan aku Aga, aku harus pergi’.
“Aga! Aku Pergi” aku menyempatkan diri untuk berteriak, semoga Aga mendengarnya.
***
Setelah kejadian itu, Aga dilarang bermain bersamaku lagi. Dan semenjak itu aku hanya menyendiri. Tak berniat sedikit pun mencari sahabat lain. Heuuh aku rindu bermain dengan Aga.
Suatu hari Aga mengirimkanku surat. Isinya undangan ulang tahun. Oh iya, aku baru ingat besok adalah tanggal 18 Agustus dan itu artinya besok adalah ulang tahun Aga. Aku di undang? Apakah sebaiknya aku memenuhi undangan itu? Tapi aku takut, takut jika nanti aku malah diusir dari rumah Aga. Di lain sisi aku juga tak ingin membuat Aga kecewa untuk ke dua kalinya. Hmm, sebaiknya aku datang, siapa tahu dengan kehadiranku persahabatan kami akan kembali seperti sediakala.
***
Hari ini adalah ulang tahun Aga. Aku sudah berada di depan pintu gerbang rumah Aga, tetapi ada sedikit keraguan untuk memasuki rumah megah itu. Tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka. Dan…
“Hei stevano! Apa yang kau lakukan disini? Pergi! Aku tak pernah mengundangmu untuk datang ke pesta ulang tahun adikku!” bentak kak Elang –kakak Aga—
“Tapi kak, Aga yang mengundangku. Ini surat yang Aga berikan kepadaku kemarin.” Ucapku seraya memperlihatkan undangan yang diberikan Aga kepada kak Elang.
“Mana mungkin undangannya seperti ini. Dasar pe…”
“STOP kak! Aga yang mengundang Stevano kesini” Aga? Aga membelaku?
“Tapi dek, bukannya kakak sudah melarangmu untuk berkomunikasi dengan dia?”
“Iya kak, Aga tahu. Tapi Aga nggak bisa pisah dari Stevano. Stevano udah Aga anggap sebagai kakak kedua Aga. Aga sayang Stevano kak. Seperti Aga sayang sama kak Elang” kakak? Aga menganggapku kakak? Aga menyayangiku seperti ia menyayangi kak Elang? Oh Aga you’re my brother. Aku juga menyayangimu adikku.
“Iya kak, aku juga sudah menganggap Aga seperti adikku sendiri. Waktu itu aku terpaksa meninggalkannya di taman karena nenekku masuk rumah sakit. Dan mama memaksaku untuk ikut menjenguk nenek.” Ucapku akhirnya setelah lama bungkam.
“Seperti itukah? Baiklah kalian boleh bersahabat kembali. Maafkan kakak karena telah berusaha memisahkan persahabatan kalian” hah? Akhirnya aku di ijinkan kembali berteman dengan Aga. Aku sangat senang.
Aku dan Aga saling berpandangan. Dan kami bersorak gembira. “yippy! Makasi kak Elang” kamipun memeluk kak Elang sebagai ucapan terima kasih.
“Happy Birthday Aga! Semoga persahabatan kita kekal abadi sampai mati” ucapku ke Aga. Tulus.
“makasi stevano. Amin. Sahabat selamanya?” kata Aga sambil memberikan jari kelingkingnya. Aku pun mengaitkan jari kelingkingku pada jari kelingking Aga sambil berkata “Sahabat sampai mati”.
***
Sahabat sejatiku hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi aku datang menghampirimu
Kuperlihatkan semua hartaku
Kita slalu berpendapat kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kau pun raja
Aku hitam kau pun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi

Pegang pundak ku jangan pernah lepaskan
Bila kau mulai lelah ...
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang ..
Terbang meninggalkanmu

Ku slalu membanggakanmu
Kau pun slalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama kita duakan segalanya
Merdeka kita .. kita merdekaa

Tak pernah kita pikirkan ujung perjalanan ini
Tak pernah kita pikirkan ujung perjalanan ini
Dan tak usah kita pikirkan akhir perjalanan ini
(Sheila On 7-Sahabat Sejatiku)


--END--

Lirik Lagu Bertahanlah - Cakka ft. Elang

Perjalanan ini ingin masih panjang
Tapi mengapa Tuhan selalu berikan cobaan

Mohon maafkan segala kesalahanmohon ampunan
Begitu banyak jiwa yang telah berjatuhan yang telah berjatuhan


Tuhan tolonglah..
hentikan segalanya..
mataku tak sanggup melihat..
derita yang ada

Tuhan berikan...
ketabahan pada mereka..
bangkitkan semangat jiwa...
menjalani hidupnya kembali


dan...


Bertahanlah kawan...
semua kan baik saja..
Tuhan pasti berikan..
jawaban bagi hambaNya yang sabar

Tuhan tolonglah..
hentikan segalanya...
mataku tak sanggup melihat..
derita yang ada

Tuhan berikan..
ketabahan pada mereka..
bangkitkan semangat jiwa..
menjalani hidupnya kembali..

hidupnya kembali,
hidupnya kembali,
hidupnya kembali,
bertahanlah...