Selasa, 22 November 2016

Pelajaran dari kisah Dilan-Milea dan pendapat tentang cinta

Dilan,
    Kalau dulu aku pernah berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap dan berlaku tidak hanya sampai di hari itu, melainkan juga di hari ini dan untuk selama-lamanya.
    Karena, sekarang aku mungkin bukan aku yang dulu, waktu membawa aku pergi, tetapi perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga ke depan!
    Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu!
----
Jadi, itu kutipan dari novel Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991.
Yang ingin aku bahas adalah isi/makna dari kutipan diatas. Ketika kita pernah menjalin kasih dengan seseorang dan bahkan kita dulu mengatakan bahwa kita mencintainya, seharusnya ketika putus/berpisah perasaan itu akan tetap ada selamanya. Karena ketika kita pernah mencintai dengan tulus, rasa cinta itu akan tetap membekas dihati. Seperti kata Milea, "perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga ke depan".
Bukan bermaksud membuat kalian sulit move on atau mengatakan yang sudah melupakan perasaanya berarti dulu tidak mencintai dengan tulus, bukan.
Mungkin setiap orang memiliki pendapat yang berbeda, itu boleh. Bebas, terserah mereka/kalian.
Tapi yang aku maksud, misal sekarang kalian bertengkar dengan saudara kalian apa kalian bisa melupakan bahwa kalian pernah saling menyayangi? Pasti kalian akan berpikir bagaimanapun dia adalah saudaraku, tidak baik jika bermusuhan dengan saudara sendiri. Maksudku tidak bisakah ketika kita bertengkar dengan sahabat/teman atau bahkan putus dengan pacar, kemudian kita berpikir bagaimanapun dia adalah temanku/sahabatku/masa laluku, pernah mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan tidak baik jika aku melupakan kebaikan mereka hanya karena keburukan yang mereka perbuat yang nyatanya tidak lebih banyak dari kebaikan yang mereka berikan.
Yang ingin aku fokuskan disini, ketika kita sudah berpisah dengan seseorang apa tidak sebaiknya kita tetap menjalin silaturahmi dengan orang itu? Apalagi yang sudah sangat dekat dengan keluarganya, apa tidak bisa merubah perasaan itu menjadi rasa sayang kepada sesama?
Aku bukan bermaksud menggurui, karena aku juga mengalami kisah bermusuhan pasca-putus. Aku sadar aku sampai sekarang masih sayang sama dia, tapi perasaan untuk memiliki itu udah hilang. Kenapa aku tau aku masih sayang? Karena aku masih peduli dengan kehidupannya. Kenapa aku tau kalau itu hanya sekadar sayang bukan cinta yang mana ingin terus bersama? Karena ketika aku mengingatnya atau berbicara tentang dirinya, perasaan untuk kembali padanya sama sekali tidak muncul.
Intinya, perasaan yang dulunya cinta yang tidak ingin terpisah, bisakah dirubah menjadi rasa sayang yang tidak lagi ingin memiliki?
Tergantung kalian, tergantung kalian bagaimana mendefinisikan arti cinta yang kalian rasakan.
Yang aku rasakan, ketika kita menyayangi/mencintai seseorang maka itu untuk sekarang dan selamanya.
Sekali lagi, itu pendapatku. Jika kalian berbeda pendapat itu terserah kalian.
---
Salam damai, 22 November 2016 22:52.
---
Oiya! Kalian wajib banget baca trilogi dari novel Dilan!!! (Dilan dia adalah Dilanku tahun 1990, Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991, Milea Suara dari Dilan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar